Rabu, 10 Desember 2014

Asal Usul DIY Sebagai Ibukota Negara



            Pada Tahun 1946, Yogyakarta pernah menjadi ibukota dari pemerintahan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda kembali mempersiapkan serangan ke Indonesia, dengan membonceng tentara sekutu, Belanda mendarat di Banten dan melancarkan serangan ke Jakarta. Sehingga pada awal tahun 1946 Presiden Sukarno mengirimkan telegram kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menanyakan apakah Yogyakarta sanggup menerima pemerintahan RI, karena situasi di Jakarta sudah tidak memungkinkan untuk menjalankan pemerintahan akibat serangan Belanda. Telegram ini segera disanggupi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sehingga pada tanggal 4 Januari 1946, Yogyakarta resmi menjadi ibukota pemerintahan Indonesia.
            Pemindahan ibukota RI ke Yogyakarta pun bukanlah tanpa alasan. Menurut alasan Wakil Menteri Penerangan Ali Sastroamijoyo yang disampaikan di Radio Republik Indonesia, terdapat dua alasan mengapa pemindahan ibukota dilakukan di Yogyakarta, yaitu yang pertama adalah alasan tidak amannya keadaan Jakarta dan yang kedua adalah untuk menyempurnakan organisasi pemerintahan RI. Berikut adalah cuplikan kalimat dari pidato beliau :
“Akan tetapi sebetulnya lebih pentinglah alasan yang tersebut kedua tadi untuk memindahkan buat senentara kedudukan Pemerintahan Agung. Alasan itu pada hakikatnya mengenai bagian yang terpenting daripada perjuangan kita, bahkan dari revolusi rakyat Indonesia apda masa ini. Sebab Pemerintah Agung mulai sekarang dari kedudukannya yang baru, ialah kota Mataram akan dapat melangsungkan dengan lebih tepat dan cepat segala pimpinan dan usaha untuk menyempurnakan organisasi pemerintah di daerah-daerah….”
            Jadi, Yogyakarta dipilih menjadi ibukota RI karena alasan untuk mempercepat proses penyempurnaan organisasi negara. Hal itu jelas menunjukkan bahwa Yogyakarta dinilai mampu memberi legitimasi dan kontribusi bagi pengembangan Pemerintah RI. Para pemimpin Pusat melihat bahwa kondisi pemerintahan dan kepemimpinan di Yogykarta sangat kuat karena merupakan kerajaan di bawah dwitunggal yang kuat pula.
            Pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta jelas menunjukkan keyakinan Pemerintah Pusat akan komitmen Yogyakarta kepada Indonesia. Dalam hal ini Indonesia bergantung harap kepada Yogyakarta. Yogyakarta menjadi Ibukota RI hingga 27 Desember 1949.
Dalam pemindahan Pemerintah Republik ke Indonesia, sambutan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangatlah baik. Beliau bahkan memberikan bantuan baik secara moral maupun finansial. Bahkan properti pribadi Kraton diberikan untuk dijadikan sebagai istana negara di Yogyakarta dan dalam proses pembangunan selanjutnya beliau bahkan memberikan bantuan keuangan senilai 2 juta gulden dari harta bendanya sendiri, tanpa memintanya kembali.
http://keistimewaanyogyakarta.wordpress.com/2012/09/15/yogyakarta-ibukota-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar